Cerita UMKMHotnews

Pemuda Borobudur ini bisa membuat aneka mesin rekayasa.

Borobudur (kaliprogo.com) Sebut saja wijarso, Pemuda dari Dusun kedok desa Ngadiharjo kecamatan Borobudur kabupaten Magelang, yang pernah mengenyam pendidikan D3 pariwisata ini mantap menjalankan bisnis rekayasa mesin di kabupaten Magelang, dengan menggunakan brand Saisaku Tehnik Magelang.

awal mula menjalankan usaha dimulai ketika menjalankan bisnis bengkel rekayasa mesin perkakas ditahun 2015, dari awalnya sekedar coba-coba membuat mesin yang rencananya untuk usaha sendiri, akhirnya banyak permintaan dari teman-teman yang minta di buatkan berbagai macam mesin.

Wijarso memutuskan untuk terjun ke usaha teknik ini karena merasa prihatin dengan mahalnya harga mesin yang di jual di pasaran, untuk itu ia mencoba membuat mesin custom dengan harga sesuai kemampuan pelanggan.

Sebelum usaha Wijarso yang pernah bekerja di salah satu kantor perdesaan dengan gaji UMR Kabupaten Magelang.

Modal pertama kali untuk menjalankan usaha Sekitar Rp 20.000.000, digunakan untuk membeli peralatan produksi dan bahan baku seadanya dulu.

Diapun ingat pertama kali menjual yang laku adalah mesin peniris minyak terjual dijual kepada salah satu sahabat di Purworejo, dengan kapasitas 35 liter hanya dengan harga Rp1.200.000

Seiring waktu usaha Wijarso saat ini memiliki sekitar 15 macam type mesin yang pernah diproduksi dengan berbagai macam ukuran dan harga, untuk bahan baku sendiri untuk menekan biaya terkadang memanfaatkan bahan-bahan bekas ada juga yang saya beli baru dari toko

Ditanya Paling laku, dari semua produk buatan Wijarso, saat ini adalah mesin spinner dengan kisaran harga Rp 2.500.000 – 12.000.000

Dan kini di Usia usaha 6 tahun, ia lantas menuturkan Sebelum pandemi omset rata-rata pernah mencapai Rp. 50.000.000/bulan

Namun ia pun juga mengakui terkadang masih kesulitan membuat desain yang di inginkan customer karena keterbatasan peralatan kerja di bengkel.

Karena di Indonesia sendiri pangsa pasarnya bagus, dan sangat mudah sekali dipasarkan iapun akan terus untuk mempertahankan usaha rekayasa mesin walaupun disaat pandemi saat ini.

Kiatnya sendiri agar bisa bertahan adalah harus Optimis, terus menjaga kepercayaan customer dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya dan sesuai keinginan customer.

Apakah tidak takut usahanya diduplikasi orang lain, Wijarsopun mengatakan tidak, lantas iapun berpesan apabila ingin menggeluti usaha yang sama denganya, hal terbaik adalah agar banyak belajar dari senior, menjalin kerja sama dengan bengkel lain dan mengutamakan pelayanan.

Disela-sela ikhtiarnya Wijarso juga menyampaikan dampak pandemi sendiri cukup luar biasa, penghasilanya bisa menurun hingga 80%, tapi selalu ada saja pesanan baru.

Untuk mengatasi dampak pandemi iapun tak segan memberikan discount dan penambahan fitur-fitur pada mesin mesin yang sudah dibuat agar pelanggan semakin produktif dan biaya pembuatan ramah dikantong. Kontributor – Anang.

Back to top button