![](https://i0.wp.com/kaliprogo.com/wp-content/uploads/2021/01/IMG_20170810_124028_HDR-100x100-1.jpg?resize=100%2C100&ssl=1)
Belajar dari Fika komitmen usaha Sandal
Fika (33) kini sudah bisa tersenyum melihat perkembangan bisnisnya. 10 tahun lalu, ia mulai merintisnya. Ya, usaha sandal dari bahan sponge dan rubber yang digelutinya kini mulai berkembang. Omzetnya pun sudah sudah lumayan. Bagi Fika, angkanya tersebut cukup untuk sebuah usaha rumahan.
Produk sandal yang diberi merek “Frogo Sandal” pun sudah tersebar tak hanya di Pulau Jawa, tetapi hingga Sumatera , bali , sulawesi dan Kalimantan. Fika mengisahkan, awalnya, usaha sandal itu dikelola oleh orangtuanya untuk produksinya. Sementara Fika dipercaya mengurusi pemasaran.
“Kemudian pada tahun 2011, saya diminta orangtua untuk mengembangkan usaha kecil-kecilan secara mandiri. Dan itu tantangan bagi saya,” ujarnya, saat ditemui di rumahnya sekaligus outlet-nya, di Dusun Nepak, Desa Bulurejo, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, Selasa (25/1/2021).
Fika lantas melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan usahanya. Ia terus melakukan eksperimen dan inovasi agar produk sandalnya menarik minat konsumen. Untuk pemasaran dan tenaga kerja, ia memanfaatkan jaringan yang dimiliki, seperti ibu rumah tangga dan mahasiswa.
“Hal tersebut setidaknya dapat memberikan pekerjaan sampingan bagi mereka, sekaligus dapat mengembangkan dan hitung-hitung promosi gratis,” kata dia.
Sandal-sandal yang diproduksi dikerjakan secara manual dengan peralatan mesin sederhana. Warna yang cerah dan desainnya bervariasi membuat produk sandal ini banyak diminati. Untuk bahan baku berupa sponge sebagai alas dan webbing sebagai tali kaki, ia peroleh dari Yogyakarta Jawa barat dan jawa timur.
“Sepasang sandal biasanya selesai dikerjakan dalam 1 jam. Tapi kalau ada yang pesan, tiga hari baru selesai karena harus mengantre. Disini Bisa pesan sepasang saja sampai ribuann,” ujar ibu lima anak ini.
Selain menerima pesanan pembuatan sandal, ia juga menerima pesanan desain bahkan konsumen bisa membawa atau memilih bahan sesuai selera. Harganya dibanderol mulai dari Rp 4.000 sampai Rp 1.500.000 perpasang “Harga tersebut disesuaikan dengan ukuran, jenis bahan dan kerumitan pembuatannya,” jelasnya.
Untuk mendongkrak omzetnya, Fika juga memanfaatkan momen-momen tertentu untuk berpromosi. Seperti musim liburan sekolah, Idul Fitri, dan musim haji. Saat ini, ia sudah menjalin kerja sama dengan sebuah agen perjalanan haji dan umrah di Magelang.
“Sandal itu biasa dipakai saat melakukan salah satu rukun haji maupun umrah,” kata karyawati sebuah perusahaan otomotif itu.
Untuk mengembangkan usahanya, ia juga memberikan kesempatan bagi semua orang apabila ingin ikut berwirausaha sandal ini. Pada semester pertama, ia memberikan modal berupa produk yang disebar untuk 100 toko di wilayah Kedu. Ia dibantu suaminya, oki, yang juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana promosi dan pemesanan.
“Meskipun hanya usaha rumahan, tapi alhamdulillah bisa punya masukan buat kebutuhan keluarga,” ujarnya.
meski saat ini pandemi membuat beberapa omset menurun drastis, termasuk sandal, namun fika tak patah arang iya lantas membuat berbagai inovasi produk baru berbekal mesin mesin industri sandal seperti Bantal, Tas, Alas Mouse, facehield, Masker dan sebagainya.