Kenalin ini Umi Kembangkan Bumbu Rempah Beromset Jutaan Rupiah
Sebagai ibu rumah tangga membuat perempuan bernama lengkap Umi Maskanah (47) nekat resign (keluar) dari pekerjaannya sebagai seorang perawat di Solo pada 2018 silam.
Meskipun gajinya cukup meyakinkan untuk kebutuhan hidup, yakni Rp 3 juta perbulan tapi perempuan asal Magelang ini menyadari kewajibannya untuk mengurus rumah dan keluarga cukup menguras tenaga, apalagi usianya yang tak muda lagi jauh dari rumah.
Pada akhirnya Umi panggilan akrabnya pun memantapkan niatnya beranjak ke Magelang dengan harapan bisa memulai usaha dari rumah.
“Di Magelang sempat di tawari juga, mas, jadi perawat. Tapi saya menolak, mantap dengan keputusan saya sebagai ibu rumah tangga,” kata Umi menceritakan ksah hidupanya
Setelah kekeh dengan keputusannya, kini perempuan berkepala empat itu menemui problem untuk membuka usaha dari rumah. Ia mengaku tidak punya keterampilan apa-apa untuk memulai usaha dari rumah. Ia sadar betul akan hal itu.
Tak cukup sampai di situ, di Magelang ia merasa seperti orang baru. Bahkan sedikit teman untuk menjalin relasi.
Mau tak mau di usia senjanya ia pun memulai semuanya dari nol dengan mengikuti kursus pembuatan kue kering dan basah.
“Ternyata ikut kursus itu bukan keputusan yang tepat, meskipun saya bisa, saya lemah di marketing,” keluhnya.
Suatu hari, waktu mempertemukannya dengan seorang teman yang pandai meracik bumbu. Umi pun merasa tertarik untuk belajar, karena semua orang pasti butuh bumbu dan ia bisa pasarkan secara online.
Benar saja, kali ini ekspektasi perempuan yang kerap disapa Bu Umi itu tak meleset. Bermodal Rp 1 juta rupiah ia pun mulai membuka usaha bumbu pada Juni 2018 yang diberi nama Umay Bumbu Rempah yang beralamat di Babakan RT 05 RW 01 Madugondo, Kajoran.
“Saya dapat testimoni pertama dari pensiun Kapolsek yang hobi masak, katanya bumbu saya enak dan praktis,” kata Umi sembari tersenyum mengenang momen itu.
Ia pun semakin yakin untuk menembus pasaran karena produknya memiliki penawaran yang berbeda dari produk lain. Tanpa MSG, tanpa pengawet, tahan sampai 6 bulan, serta bumbunya basah dan mentah belum diolah.
“Teman-teman SMA yang lain juga saya kasih saya pameri, meskipun omset pertama saya gak nyampe satu juta,” imbuhnya.
Satu tahun pertama Umi menjalani pekerjaan ini sendiri sambil berinovasi dan menyempurnakan produknya. Untuk saat ini produknya memiliki 2 varian, Bumbu Putih dan Bumbu Juning.
“Bahan baku sama sekali gak ada kendala,” ujarnya.
Seiring berjalannya waktu ia pun kini memiliki reseller yang tersebar di berbagai kota, seperti Yogyakarta, Solo, Semarang, Tangerang dan lainnya.
Pada tahun 2019 kemujuran juga berpihak padanya, ketika ikut serta pameran UMKM “Semarak Gemilang” dalam rangka ulang tahun kabupaten Magelang memperoleh juara 2 kategori kemasan.
Masing-masing produknya dibandrol dengan harga 20 ribu per botol perbotol 175 Gram. Sedangkan untuk omset menyesuaikan harga bawang, apabila bawang putih lagi tinggi omset mencapai 17 Juta. Namun, apabila bawang murah omset rata-rata 5 Juta.
Selain itu Umi juga pernah mengisi acara Duduk Manis di Kresna TV bersama PLAT AB.
Pada sesi pertemuan dengan wartajateng.id, Umi tak lupa membagikan tips bisnis kepada sahabat UMKM yang ingin memulai.
“Kiat biar bisa bertahan di bisnis ini, tetap mempertahankan kualitas dan berinovasi untuk menciptakan produk baru, terus belajar walau usia sudah tidak muda lagi,” pungkasnya.