Belajar Kegagalan dari Utami ,Sang Pengusaha Catering asal Magelang
Magelang (kaliprogo.com) Kebanyakan orang pasti memandang sukses Siti Utami diraih dengan mudah. Usaha catering nasi kotak dengan capaian omset hingga Rp 150 Juta setiap bulan ternyata diraih dengan perjalanan panjang.
Karena usaha catering yang dimiliki ibu rumah tangga asal Magelang itu tak semanis bayangan orang-orang, jauh sebelum kesuksesan yang ia raih, ia harus melalui lika-liku perjalanan panjang yang pahit.
Perempuan yang kini berkepala empat itu mulai merintis usaha pertama dengan membuka warung makan di pasar sayur daerahnya pada tahun 2003 silam setelah menikah.
Usaha yang baru berumur 3 tahun itu mendadak sepi akibat Gunung Merapi meletus dan jembatan penghubung pasar juga putus
Pada tahun 2009 ia memulai usaha barunya membuka toko pakan peternak dan beras merah di pasar.
“2010 Gunung Merapi meletus lagi besar, banjir lahar, kios saya yang di pinggir kali tutup lagi,” keluhnya sembari mengingat-ingat kejadian itu, Minggu
Setelah kondusif toko pun ia buka kembali, setelah berjalan 5 tahun dan mapan dengan usaha barunya, lagi-lagi cobaan menimpa dirinya.
“Partner saya kena masalah, modal dan jualan saya dibawa kabur, saya drop benar-benar di titik paling bawah,” katanya.
Kemudian pada tahun 2015, lanjut Utami. Usaha ayam kampung suami panen raya sedangkan pasar sepi ayam juga harus dipanen.
Untuk mensiasati itu, akhirnya ia pun membuat ayam frozen yang dikirimkan ke toko oleh-oleh dan jual keliling.
Siapa sangka dari ayam frozen yang dibuatnya menjadi pintu kesuksesan Utami saat ini.
Bermula dari ketemu teman yang memesan ayam plus nasi, hingga ia dipertemukan dengan orang Dinas Pariwisata.
“Alhamdulillah saya diorder untuk acara rapat, akhirnya semua event-event besar Dinas Pariwisata saya yang garap cateringnya, saya ikut di manapun event diadakan,” terangnya sumringah.
Kemujuran kini benar-benar ada di pihaknya, selanjutnya ia bergabung di Disperindagkop dan mendapat order di acara-acara pelatihan.
Selain itu, usaha yang beralamat di Banyubiru, Dukun, tersebut salah satu produk cateringnya juga sudah masuk di Pemda.
Utami menambahkan, sebelum berkecimpung di dunia wirausaha ia sendiri bekerja di pabrik lieder, namun karena ada demo besar-besaran pada tahun 1998 pabrik mengurangi karyawan dan ia sendiri jadi korban PHK.