Cerita UMKMHotnews

Jatuh cinta pada Batik Maria kembangkan berbagai macam rancangan fashion batik

Mungkid (kaliprogo.com) – Berawal dari harus berhenti dari pekerjaan dan mengikuti Dinas suami ke Magelang, Maria yg saat itu baru saja melahirkan seorang anak pertama enggan untuk sekedar berpangku tangan. Wanita yang dulunya bekerja di salah satu Rumah sakit ini Akhirnya menekuni usaha online shop yang sudah ada sejak tahun 2009.

Hanya saja produk yg dijual kali ini berbeda karena ia sangat senang berkreasi menuangkan berbagai konsep disain dari secarik kertas menjadi sebuah produk fashion Batik yang tidak ada kembaranya, bisa jadi karena dibuat secara khusus untuk pelanggan tertentu.

Setahun pertama banyak yg mengira produk Maria adalah buatan konveksi, masih belum banyak orang yang tahu, jika setiap produk fashion yang dihasilkan dengan Brand Maludra Batik adalah rancangan sendiri. penjualan perdana belum signifikan timpalnya kepada Kaliprogo Media, Sehari ada 1 orang saja yg masuk ke toko, sudah bahagia banget, tuturnya.

Namun karena sudah terlanjur jatuh cinta pada batik, Maria tetap berusaha agar setiap hasil rancangan fashionnya semakin dikenal orang. Kesempatan akhirnya datang ketika sekitar tahun 2009 adalah awal mula batik diwajibkan digunakan di hari Jumat oleh banyak instansi pemerintah maupun swasta.

Hingga akhirnya banyak pelanggan yang berdatangan ke salah satu outlet yang berada di Mungkid Kabupaten Magelang, dan membuat produk batik rancanganya sangat disukai kalangan menengah keatas di kabupaten Magelang, karena Disainnya benar benar khusus dan spesial.

Sebelumnya ia sendiri tak menampik bisa jatuh cinta dengan batik ketika membeli batik berharga dua puluh lima ribuan di Malioboro yogya, banyak sekali ibu dan bapak dokter spesialis yg tampil keren, anggun, dan miyayeni dengan batik.

Dari situ, ia mendapatkan ide untuk membuat batik sendiri yang siap digunakan (ready to wear) cantik dengan Harga yang masih bisa diterima oleh segment tertentu.

Produk utamanya sendiri adalah fashion batik menggunakan berbagai macam kain Nusantara, kemudian agar tidak membuang bahan, banyak sisa kain digunakan untuk aplikasi berbagai produk kriya, seperti ; masker, sajadah, sarung bantal, pouch.

Bahan bakunya sendiri ia dapatkan dengan mudah, seperti kain batik dan tenun dari Magelang maupun beberapa kota di sekitarnya, hanya saja untuk bagian jahit ketika awal PPKM sempat terkendala tutup, sehingga produksi banyak terhambat.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan modal pertama untuk menjalankan usaha ini kurang lebih sekitar 20 sampai dengan 25 juta, diantaranya untuk membeli bahan baku peralatan dan sewa outlet.

Banyak suka duka dalam menjalani fashion batik rancanganya iapun ingat betul ketika, pertama kali menjual melalui teman – teman kantor dan omset sekitar 300ribu.

Ketika ditanyakan produk yang paling laris, Maria berkata Produk Maludra dibuat sangat terbatas, satu desain tidak dibuat dengan motif yang sama persis, kecuali yg mengenakan ada di tempat yg berbeda. Sejauh ini yg menjadi favorit adalah kain tenun yg dikombinasikan dengan kain lurik, maupun lurik yg dikombinasikan dengan bordir.

Harga produk Maludra sendiri juga bervariasi mulai dari 150 ribu untuk atasan atau bawahan, dan 350 ribu untuk gamis. Bisa custom size, atau request sesuai selera.

Omsetnya sendiri sebelum pandemi mencapai belasan juta, namun kini sedikit menurun karena perekonomian menurun secara rata, untuk mencegah pandemi semakin meluas, sehingga banyak kegiatan usaha swasta maupun pemerintah yang ikut berkurang. namun ia menambahkan masih saja ada pelanggan yang selalu menghubungi untuk memesan rancangan batik buatan Maria. – Doc Ardi

Back to top button