Fokus usaha kue widaran, wahyuni mampu kantongi puluhan juta perbulan
Borobudur (kaliprogo.com) – Siapa yang tahu dengan kue widaran, kue yang biasanya disajikan saat lebaran ini, juga bisa dengan mudah didapatkan diwarung-warung atau pusat oleh-oleh di magelang. selain rasanya gurih kue widaran juga enak dimakan saat diwaktu senggang.
Salah tau produsen kue widaran di magelang adalah seorang wanita bernama Dwi wahyuni, yang beralamat Brongsongan RT 03 RW 12 Wringinputih Borobudur Magelang.
Wanita 39tahun yang sudah menikah ini di tahun 2006 mulai berjualan kue widaran dari nitip ke toko-toko di sekitaran borobudur- Magelang
Dari sekedar meneruskan usaha orang tuanya, Dwi Wahyuni mulai memberanikan diri untuk mulai mengembangkan dan memperluas pasar kue hasil olahanya.
Ia ingat betul pertama kali menjalankan usaha ini, mulai dengan modal Rp.300.000 yang dipergunakan untuk membeli bahan kue disalah satu toko bahan roti di Borobudur, kecamatan Magelang.
Wahyuni sangat ingat betul pertama kali memutar uang modal ia berhasil mendapatkan omzet sekitar Rp 350.000,- dan masih ada sisa bahan baku yang bisa dipergunakan kembali untuk esok harinya.
Karena terus komitmen dengan kue widaran iapun enggan untuk berjualan kue lainya seperti pemain kue yang lain, Widaran aja sudah cukup menyita waktu untuk saat ini jawabnya kepada kaliprogo media.
Lantas iapun menerangkan produk widaran sendiri bahan bakun utamanya dari tepung ketan,telur dan gula pasir, saat ini masih mudah didapatkan hanya saja kendala jika ada kenaikan harga tiba – tiba.
Setelah 17 tahun menggeluti usaha widaran, ia mengaku saat ini bisa mengantongi puluhan juta rupiah setiap bulanya dari membuat kue widaran, iapun belum berencana untuk menambah tempat produksi dikota lain, untuk sementara di tempat saat ini dulu, namun distribusinya harus ditingkatkan paparnya.
Iapun menceritakan dulu dijual produk olahan makananya dijual di toko-toko sembako & oleh-oleh, sekarang produknya sudah dijual grosir dengan kemasan bal, dan pasaranya terus meningkat di Magelang- jogjakarta dan kota-kota lain.
Di Indonesia sendiri karena kue widaran menjadi salah satu produk yang familiar, penjualanya masih mudah, namun namanya usaha tentunya susah-susah senang karena tidak semua usaha bisa berjalan mulus.
Agar produk olahanya tidak terkikis jaman, dan ditinggalkan pelanggan, iapun mengaku selalu menjaga kualitas rasa, dan mulai memanfaatkan jaringan sosial media salah satunya instagram : widaranmagelang dan marketplace untuk memperluas pasar.
Ketika ditanya mengenai imbas pandemi dengan usahanya, ia menerangkan tentu ada penurunan mas, untuk menyiasati penurunan tersebut kami terus meluaskan pasar offline dan online. – kontributor : Anang